Jawa Barat__
“ Tantangan zaman yang terus berubah dengan cepat akan berdampak pada pola fikir dan pola perilaku juga harus berubah. Nalar berfikir anak yang semakin kritis tidak bisa disikapi dengan model berfikir lama. Pola pembelajaran baru, mau tidak mau harus mengikuti dinamika perkembangan zaman. Potensi anak bisa tumbuh dan berkembang ke arah yang positif atau negatif tergantung pada pola didikan orang tua di rumahnya, guru di sekolahnya, dan juga lingkungan tempatnya bergaul. Kondisi kritis pendidikan saat ini adalah KETAULADANAN dari guru dan orang tuanya “, ujar Pemerhati Pendidikan Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Jum’at (18/10).
Hal tersebut ia sampaikan setelah dirinya memberikan Ceramah Inspirasi di SMP Negeri 2 Tasikmalaya, dengan tema “Optimalisasi Peran Guru dan Orang Tua Dalam Membentuk Anak berprestasi dan Berkarakter”. SMPN 2 ini sendiri merupakan almamaternya ketika Dede masih mengenyam pendidikan di Tasikmalaya. Menurutnya, pendidikan tidak hanya berkembang di dalam kelas, namun juga di rumah dan lingkungan. Oleh karena itu, penting sekali adanya kerjasama erat antara guru dan orang tua siswa. Meskipun memiliki peran yang berbeda, guru dan orang tua saling melengkapi dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak menuju masa depan yang baik. Baik dari perspektif akademik, moralitas / akhlaq dan juga keimanannya kepada Allah.
Pada kesempatan ini, Dede juga mengingatkan bahwa orang tua adalah pendidik utama, ayah dan ibu memiliki peran masing-masing yang sangat vital dalam membentuk karakter dan nilai kepribadian anak-anak. Keterlibatan orang tua terjadi di rumah dan juga di sekolah. Oleh karenanya sangat penting untuk berkolaborasi dengan guru demi mencapai keberhasilan pendidikan anak. Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi dalam membimbing, mendukung, dan memaksimalkan potensi anak. Guru berperan dalam membimbing dan mengajar anak di lingkungan sekolah, sementara orang tua berperan sebagai pendamping sehari-hari dan model perilaku bagi anak.
Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa orang tua adalah pendidik utama, termasuk peran ayah dalam mendidik anak tidak dapat diabaikan. Keterlibatan aktif seorang ayah akan memberikan dampak positif untuk menciptakan fondasi kuat bagi perkembangan anak. Ketika ayah terlibat secara konsisten dalam pengasuhan, anak dapat belajar lebih banyak dan mencapai prestasi lebih baik di sekolah. Ini juga berpengaruh pada peningkatan perilaku yang positif dan sehat.
Demikian juga dengan peran ibu dalam mendidik anak mencakup aspek-aspek yang sangat luas. Ibu bukan hanya sosok yang memberikan kasih sayang, tetapi juga memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan perkembangan anak. Ibu memberikan cinta dan perhatian yang mendalam kepada anak-anaknya. Kasih sayang ini menciptakan ikatan emosional yang kuat dan memberikan rasa keamanan pada anak. Selain itu, ibu juga memberikan momen kesenangan dan kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menciptakan lingkungan yang positif dan bahagia.
Ibu memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada anak. Melalui teladan dan arahan, ibu membantu membentuk karakter anak, mengajarkan tentang kejujuran, tanggung jawab, empati, dan nilai-nilai positif lainnya. Ibu juga berperan dalam mengenalkan anak pada norma-norma sosial yang baik. Jadi peran guru dan orang tua dalam pendidikan adalah fondasi utama dalam mendukung perkembangan anak. Guna mencapai tujuan pendidikan, guru dan orang tua merupakan mitra yang saling melengkapi.
“ Dalam beberapa kasus yang pernah ditangani, tidak sedikit anak yang bermasalah bahkan sampai berperkara secara hukum karena minimnya perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Orang tua tidak cukup hanya dengan memberikan kebutuhan materi bagi anak – anaknya, tetapi juga perlu berusaha untuk memberikan kebutuhan imateri atau psikologisnya, seperti perhatian, kasih sayang, dan ketauldanan. Begitupun dengan bapak / ibu guru di sekolah dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan ketauladanan bagi murid – muridnya “, imbuh Dede.
Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru dan orang tua dalam pendidikan anak – anak, yaitu :
– Mengoptimalkan Dukungan bagi Perkembangan Anak. Kolaborasi antara guru dan orang tua membentuk lingkungan pendidikan yang kondusif. Dengan saling berbagi informasi tentang perkembangan anak, baik dari segi akademis maupun perilaku, keduanya dapat bekerja bersama untuk memberikan dukungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
– Meningkatan Motivasi dan Keterlibatan Anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar. Anak cenderung lebih termotivasi ketika mereka melihat keterlibatan dan dukungan dari guru dan orang tua. Ini memberikan pemahaman bahwa pendidikan adalah usaha bersama antara rumah dan sekolah.
– Perbaikan Strategi Pembelajaran yang Personal. Dengan kolaborasi yang efektif, guru dapat memahami konteks kehidupan anak di luar lingkungan sekolah. Ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik individu anak. Sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan efektif.
– Pencegahan dan Penanganan Masalah dengan Cepat. Kolaborasi guru dengan orang tua memungkinkan deteksi dini dan penanganan masalah yang mungkin dihadapi anak. Dengan saling berbagi informasi, guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi serta mengatasi masalah dengan lebih cepat dan efektif. Hal ini dapat mencegah masalah kecil berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
– Penguatan Nilai dan Etika Pendidikan. Peran guru dan orang tua dalam pendidikan memperkuat pembentukan nilai dan etika anak. Kedua belah pihak dapat berkomunikasi secara terbuka mengenai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan bersama-sama memberikan teladan positif. Ini menciptakan konsistensi dalam pendidikan anak, baik di sekolah maupun di rumah.
“ Inilah pentingnya sinergitas dan harmoni guru dengan orang tua agar anak-anak memperoleh dukungan pendidikan yang konsisten di sekolah dan di rumah. Peran guru dan orang tua sangat penting dalam menciptakan fondasi pendidikan yang kokoh dan memberdayakan anak-anak untuk meraih potensi maksimal mereka. Dan jangan lupa untuk selalu memberikan ketauldanan dalam banyak hal. Karena meskipun nasihat kita baik, tetapi kalau tidak ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, maka akan menimbulkan ambiguitas psikologis dalam diri anak. Akhirnya ia akan mencari jati diri sendiri dalam persepsi ego dirinya. Iya kalau positif, tapi bagaimana kalau disalurkan ke jalan yang negatif ? “, pungkasnya.