Giat “Dede Farhan Aulawi memberikan pelatihan Kesemaptaan Fikiran dan Mengasah Kepekaan Intuisi di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikkal) Surabaya
I A G || Surabaya
“Seiring dengan perkembangan waktu, penugasan – penugasan seringkali meningkatkan BEBAN FIKIRAN, dan saat fikiran merasa lelah maka FISIK pun akan merasa lelah. Namun sementara ini kita seringkali diajarkan dan dilatih guna meningkatkan KESEMAPTAAN FISIK, tetapi lupa dalam melatih KESEMAPTAAN FIKIRAN. Begitupun dengan pentingnya melatih KETAJAMAN INTUSI yang seringkali terlupakan, padahal sangat penting dalam meningkatkan KINERJA dan TANGGUNG JAWAB pelaksanaan tugas.
Intuisi merupakan suatu kemampuan ataupun kondisi di mana seseorang memiliki pikiran atau pengetahuan berupa firasat yang terbentuk di alam bawah sadar. Kecerdasan intuisi merupakan kemampuan seseorang untuk bisa mengetahui sesuatu tanpa adanya penalaran rasional. Intuisi sangat penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam situasi berisiko dan ketidakpastian. Misalnya dalam medan pertempuran di malam hari, kemudian mendengar suara pergerakan. Bagaimana kita mengetahui sumber suara itu, apakah suara musuh, suara teman, suara binatang, atau suara angin ? Padahal kita tidak membawa peralatan night vission. Dalam situasi seperti inilah, kepekaan dan ketajaman intuisi menjadi sangat penting sekali.
Intuisi adalah kemampuan untuk memahami atau menilai sesuatu dengan cepat dan secara naluriah, tanpa perlu pemikiran atau analisis yang panjang. Orang-orang dengan intuisi yang tinggi sering kali memiliki ciri-ciri dan karakteristik tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lieberman (2000), keterampilan intuisi dapat dipelajari dan dapat meningkat seiring dengan pelatihan – pelatihan yang diajarkan. Pada dasarnya, intuisi juga berasal dari informasi atau pengalaman masa lalu. Namun, informasi tersebut akan tersimpan di dalam pikiran bawah sadar sehingga membuat seseorang menganggap bahwa gagasan yang muncul adalah berdasarkan firasat tanpa melalui proses berpikir yang panjang.
Metodologi pengajarannya sesuai dengan kurikulum internasional dengan menekankan pada subjek – subjek Alam Bawah sadar (Unconscious Mind), Immediate Apprehension atau Direct Knowing, Heart Intelligence, Knowledge by Acquaintance, dan Direct Perception. Caranya dengan Kontemplasi Meditatif, Mempertajam Indera Keenam, Menuangkan Pikiran dengan Cara Kreatif, Menguji ‘Tebakan’, Memahami Bahasa dan Isyarat Tubuh, Sensitivitas Alam, Kurangi Berpikir dan Perbanyak Rasa, dan Lakukan Hal Repetitif yang Menenangkan.
Latihan dasar dimulai dari memahami gerak dan olah nafas (Respiratory System), Patologi dan Anatomi Tubuh, Pernafasan Dada, Perut dan Diafragma, Energi tubuh, Sistem Otak (Brain System), Formasi Ganjil dan Genap, dan Sistem Sirkulir Energi (Chi) Tubuh.
Semoga bermanfaat. Terlahir prajurit – prajurit yang tangguh, dan memiliki kesemaptaan fisik dan kesemaptaan fikiran yang maksimal.
DFA